Advertisement
1. Bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis.
2. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara pesrta-pesrta komunikasi ( para komunikan ).
3. Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim.
4. Mempunyai publik yang secara goegrafis tersebar.
Karena perbedaan teknis, maka sistem komunikasi massa juga mempunyai karakteristik psikologis yang khas dibandingkan dengan sistem komunikasi interpersonal. Ini tampak pada pengendalian arus informasi, umpan balik, stimulasi alat indera, dan proporsi unsur isi dengan hubungan.Marilah kita melihat hal ini satu per satu.
Pengendalian Arus Informasi
Mengendalikan arus informasi berarti mengatur jalannya pembicaraan yang disampaikan dan yang diterima. Ketika anda membaca tulisan ini, anda tidak dapat menghentikan penulisan posting ini dengan perkataan, "Sebentar dulu, ada yang belum saya pahami. Jelaskan kembali setiap defenisi yang dituliskan pada postingan ini." Anda terpaksa harus mengikuti apa yang saya tulis pada posting ini dan tidak dapat mengarahkan tulisan pada postingan ini. Anda tentu boleh memberikan garis bawah pada begian-bagian yang penting, atau mengacuhkan postingan ini, atau mengulang kembali yang sudah anda baca. Mengapa? Karena saya dengan anda sekarang sedang terlibat dalam proses komunikasi massa. Blog ini adalah medianya.
Tentu saja, dalam sistem komunikasi interpersonal, misalnya dosen anda sedang memberikan kuliah dihadapan anda dan teman-teman sefakultas lainnya tentang efek medi massa. Anda tentu dapat mengarahkan perilaku komunikasi dosen anda. Bila dosen berbicara "ngawur", anda dapat menegur dosen anda dan mengembalikan dosen anda pad "jalan yang lurus". Begitupun sebaliknya bila anda mengantuk, maka dosen anda dapat membangunkan anda untuk memperhatikan kembali tentang mata kuliah yang sedang ia berikan.Anda dan dosen anda dapat mengendalikan arus informasi seperti apa yang dikehendaki. Keadaan ini mempengaruhi efek psikologi peristiwa komunikasi. Menurut Cassata dan Asante ( 1979 : 12 ), bila arus komunikasi hanyadikendalikan oleh komunikator, situasi dapat menunjang persuasi yang efektif. Sebaliknya bila khalayak dapat mengatur arus informasi, situasi komunikasi akan mendorong belajar yang efektif. Mungkin dengan penjelasan inilah kita dapat memahami mengapa belajar langsung dari guru lebih memudahkan pengertian dibanding sekedar membaca buku. Tetapi pendapat Cassata dan Asante tidak dapat menjelaskan mengapa komunikasi interpersonal lebih efektif untuk mengubah sikap dari komunikasi massa ( yang arus informasinya dikontrol sepenuhnya oleh sumber ). Marilah keheranan ini kita serahkan saja kepada kedua Cassata dan Asante. Tetapi kita akan sepaham dengan mereka, bahwa dalam sistem komunikasi massa, komunikator sukar menyesuaikan pesannya dengan reaksi komunikate. Dalam istilah komunikasi, reaksi khalayak yang dijadikan masukan buat proses komunikasi berikutnya disebut umpanbalik ( feedback ).
Umpanbalik ( feedback )
Istilah umpanbalik sudah cukup populer di tengah-tengah masyarakat. Umpanbalik berasal dari teori sibernetika ( cybernetics ) dalam mekanika, teori mekanistis tentang proses mengatur diri secara otomatis. Orang yang dianggap penemu sibernetika adalah Nobert Wiener ( 1954 ) yang menulis buku Cybernetics and Society. Wiener memandang komunikasi dan kontrol itu identik. Sistem sibernetika menjelaskan sistem komunikasi yang mengontrol fungsi sistem mekanis. Umpanbalik adalah metode mengontrol sistem. Dalam sibernetika, umpanbalik adalah keluaran ( output ) sistem yang "dibalikkan" kembali ( feedback ) kepada sistem sebagai masukan ( input ) tambahan dan berfungsi mengatur keluaran berikutnya.
Dalam komunikasi, umpanbalik dapat diartikan sebagai respons, peneguhan, dan servomekanisme internal ( Fisher, 1978 : 286-299 ). Sebagai respon, umpanbalik adalah pesan yang dikirim kembali dari penerima ke sumber, memberi tahu sumber tentang reaksi penerima, dan memberikan landasan kepada sumber untuk menentukan perilaku selanjutnya. Dalam pengertian ini, umpanbalik bermacam-macam jumlah dan salurannya. Ada situasi ketika saluran mengangkut banyak umpanbalik atau tidak ada umpanbalik sama sekali ( dari free feedback sampai kepada zero feedback ). Umpanbalik dapat juga lewat satu saluran saja atau lewat berbagai saluran. Bila kita membalas surat, umpanbalik tidak dapat datang lewat saluran bunyi. Ketika anda mengobrol, umpanbalik terjadi lewat saluran mata, telinga, dan alat indera lainnya.
Umpanbalik sebagai peneguhan ( reinforcement ) bermula dari psikologi behaviorisme. Respons yang diperteguh akan mendorong orang untuk megulangi respons tersebut. Sebaliknya, respons yang tidak mendatangkan ganjaran atau tidak diperteguh akan dihilangkan. Dalam hubungan ini, umpanbalik adalah respons yang berfungsi mendorong atau merintangi kelanjutan perilaku.
Umpanbalik sebagai servomaknisme berasal dari mekanika. Dalam setiap sistem, selalu ada aparat yang memberikan respons pada jalannya sistem. Ambillah rice cooker ( penanak nasi ) sebagai contoh. Masukkan beras dan air ke dalamnya. Nyalakan penanak nasi anda. Nanti, bila panas penanak itu mencapai panas tertentu, panas akan masuk ke dalam sistem elektris dan mematikan alat itu secara otomatis. Panas itu menjadi umpanbalik yang megatur mekanisme penanak nasi. Mowrer ( 1954 ) memasukkan konsep ini ke dalam mekanisme psikologis. Belajar menimbulkan servomakanisme dalam individu. Sikap, yang diperoleh melalui belajar, diinternalisasikan dalam diri individu sebagai mekanisme yang menstabilkan perilaku individu. Konsep ini seperti yang dinyatakan Fisher ( 1978 ), masih sangat kotroversial.
Dalam kerangka umpanbalik yang diuraikan di atas, marilah kita lihat perbedaan sistem komunikasi interpersonal dan sistem komunikasi massa. Umpanbalik sebagai respons mempunyai volume yang tidak terbatas dan lewat berbagai saluran pada komunikasi interpersonal. Tidak demikian pada komunikasi massa; umpanbalik sebagai respons boleh dikatakan hanyalah zero feedback Dari segi ini, kita dapat mengatakan komunikasi massa adalah komunikasi yang satu arau. Feedback loop tidak terjadi.
Lalu, bagaimana peranan umpanbalik sebagai servomakanisme. Dalam sistem komunikasi interpersonal, sikap berfungsi sebagai servomakanisme. Bila pembicaraan orang yang pidato mengandung hal-hal yang mengancam kepentingan kita, kita akan seger manyaring pembicaraan secara selektif, menafsirkan secara sepihak, atau berusaha tidak mendengarkannya sama sekali. DFengan cara itu, keseimbangan psikologis kita akan tetap terpelihara. Dalam sistem komunikasi massa, dengan menggunakan model terpadu efek media dari De Fleur dan Ball Rockeach ( 1975 ), servomekanisme terjadi karena kendala ekonomi, nilai, teknologi, dan organisasi yang terdapat dalam sistem media. Bila berita diterima tidak sesuai dengan kebiksanan media yang bersangkutan, berita itu akan diinterpretasikan, didistorsi, atau tidak dimuat sama sekali.
Stimulasi Alat Indera
Dalam komunikasi interpersonal, seperti telah kita uraikan pada umpanbalik, orang menerima stimuli lewat seluruh alat inderanya. Ia dapat mendengar, melihat, mencium, meraba, dan merasa. Dalam komunikasi massa, stimuli alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar. Pada televisi dan film, kita mendengar dan melihat.
McLuhan ( 1964 ) pernah populer pada tahun 60-an ketika ia menguraikan perkembangan sejarah berdasarkan penggunaan media massa. Ia membagi sejarah umat manusia pada tiga babak :
1. Babak tribal, ketika alat indera manusia bebas menangkap berbagai stimuli tanpa dibatasi teknologi komunikasi.
2. Babak gutenberg, ketika mesin cetak menyebabkan orang berkomunikasi secara tertulis dan membaca dari kiri ke kanan ; di sini, hanya indera mata yang mendapat stimuli, sehingga manusia akan cenderung berpikir linear ( seperti membaca dari kiri ke kanan ).
3. Babak Neotribal, ketika alat-alat elektronis memungkinkan manusia manusia menggunakan beberapa macam alat indera dalam komunikasi.
Pada tahun 1970-an, teori McLuhan banyak dikritik. Tetapi, ajaran McLuhan disentuh di sini untuk menunjukkan pengaruh yang berbeda-beda dari media massa karena perbedaan stimuli alat indera yang ditimbulkannya.
Proporsi Unsur Isi dengan Hubungan
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi interpersonal, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa, unsur isilah yang penting. Ketika anda berkomunikasi dengan pasangan hidup anda ( suami atau isteri ), pesan yang anda sampaikan tidak berstruktur, tidak sistematis, dan sukar disimpan atau dilihat kembali ( retrieval ). Anda tidak pernah mengatakan, "Marilah kita bagi obrolan hari ini menjadi empat bab : bab keluarga, bab keuangan, bab tetangga, dan bab mertua." Apa yang sudah dibicarakan juga sukar didengar kembali ( kecuali jika anda merekamnya ). Dalam komunikasi interpersonal, yang menetukan efektivitas bukanlah struktur, tetapi aspek hubungan manusiawi, bukan "apanya" tetapi "bagaiman".
Sistem komunikasi massa justru menekankan "apanya". Berita disusun berdasarkan sistem tertentu dan ditulis dengan menggunakan tanda-tanda baca dan pembagian paragraf yang tertib. Pidato Pidato radio juga disampaikan dengan urutan yang sistematis., dan acara televisi sudah jelas disiarkan sesuai dengan struktur yang ditetapkan. Pada media massa juga dapat dilihat atau didengar kembali. Bagian-bagian berita yang penting dapat dikliping dan dilihat kembali bila diperlukan. Televisi sering mengadakan siaran ulangan. Pesan media massa dapat disimpan, diklasifikasi, dan didokumentasikan.
Share this article to your friends :
0 comments:
Post a Comment