Monday, February 16, 2015

Berpikir Kreatif

Advertisement
Berpikir kreatif diperlukan mulai dari komunikator yang harus mendesain pesannya, sarjana teknik yang harus merancang bangunan, ahli iklan yang harus menata pesan verbal dan pesan grafis, sampai pada pemimpin masyarakat yang harus memberikan perspektif baru dalam mengatasi masalah sosial.

Berpikir kreatif harus memenuhi tiga syarat. Pertama, kreativitas melibatkan respons atau gagasan yang baru, atau yang secara statistik sangat jarang terjadi. Tetapi kebaruan saja tidak cukup. Anda dapat mengatasi kepadatan penduduk di kota dengan membangun rumah-rumah di bawah tanah. Ini baru, tetapi sukar dilaksanakan. Syarat kedua kreativitas ialah dapat memecahkan persoalan secara realistis. Ketiga, kreativitas merupakan usaha untuk mempertahankan insight yang orisinal, menilai dan mengembangkannya sebaik mungkin.

Ketika orang berpikir kreatif, jenis berpikir manakah yang paling sering dipergunakan: deduktif, induktif, atau evaluatif? Jawabannya: berpikir analogis. Berpikir induktif sering dipergunakan, justru karena tidak selogis berpikir deduktif. Berpikir evaluatif membantu kreativitas karena menyebabkan kita menilai gagasan-gagasan secara kritis.

Guilford membedakan antara berpikir kreatif dan tidak kreatif dengan konsep berpikir konvergen dan divergen. Jika anda ditanya, "Apa ibu kota Republik Indonesia?" Anda menjawabnya dengan berpikir konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban yang tepat pada pertanyaan yang diajukan. Jika anda ditanya, "Apakah perbedaan antara bank dan koperasi? Sebutkan sebanyak mungkin." Anda menjawabnya dengan berpikir divergen. Guilford berkata, orang kreatif ditandai pola berpikir divergen, yaitu mencoba menghasilkan sejumlah jawaban. Berpikir konvergen erat kaitannya dengan kecerdasan, dan berpikir divergen erat kaitannya dengan kreativitas.

Berpikir Kreatif

Berpikir divergen dapat diukur dengan fluency, flexibility, dan originality. Bila anda dimintai menyebutkan kata-kata yang berakhiran 'si', anda diukur dari fluency anda. Jika jawaban anda bukan saja panjang, tetapi juga menunjukkan keragaman dan hal-hal yang luar biasa, maka anda memiliki skor yang tinggi dalam flexibility dan originality. Ukuran Gulford initelah dicobakan berkali-kali . Tetapi dengan sangat mengecewakan, skor yang tinggi pada ukuran Guilford sering tak berkolerasi dengan kreativitas sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari. Orang-orang kreativ malah berskor rendah.

Tes Guilford menurut pengkritiknya, memang tidak mencerminkan berpikir kreatif. Orang-orang kreatif ternyata berpikir analogis, mereka mampu melihat berbagai hubungan yang tidak terlihat oleh orang lain. Orang biasa juga sering berpikir analogis, tetapi berpikir analogis orang kreatif ditandai  oleh sifatnya yang luar biasa, aneh, dan kadang-kadang tidak rasional. Ada yang mengatakan bahwa orang kreatif biasanya agak gila. Baik orang gila maupun kreatif, memang mempunyai kesamaan berpikir yang tidak konvensional. Tetapi pikiran orang gila tidak menimbulkan pencerahan masalah. Orang kreatif melakukan loncatan pemikiran yang memperdalam dan memperjelas pemikiran.

George Lakoff dan Mark Johnson menjelaskan bagaimana pemikiran kreatif ini berhasil memperluas cakrawala pemikiran. Bila pemikir kreatif menganalogikan A dangan B, maka semua sifat Adipindahkan pada B, sehingga menambah kekayaan konseptual. Misalnya, "Cinta adalah karya seni hasil bersama." Mendengar ini, sifat-sifat karya seni bersama dipakai untuk menjelaskan cinta: Cinta itu hasil karya. Cinta memerlukan kompromi. Cinta itu pengalaman estetis. Cinta memerlukan disiplin. Cinta kreatif. Cinta tidak dapat diperoleh dengan rumus. Berpikir kreatif adalah berpikir analogis-metaforis.

Demikianlah artikel tentang Berpikir Kreatif yang saya posting pada blog Psikologi Komunikasi, semoga bermanfaat untuk Anda.

Psikologi Komunikasi
Share this article to your friends :
DMCA.com Protection Status

0 comments: