Thursday, October 3, 2013

Public Relation

Advertisement
Humas (Hubungan Masyarakat) atau juga dikenal dengan istilah Public Relation pertama kali dikemukakan oleh presid en Amerika Serikat, Thomas Jef ferson pada tahun 1807. Pada waktu itu yang dimaksudkan dengan public relations adalah foreign relation atau hubungan luar negeri. Bidang profesi humas ( Hubungan Masyarakat ) merupakan salah satu aspek yang diperlukan oleh setiap organisasi baik itu organisasi yang bersifat (komersial perusahaan) maupun organisasi yang non komersial. Mulai dari yayasan, perguruan tinggi, dinas militer sampai dengan lembaga pemerintahan bahkan di sebuah lembaga kehadirannya dibutuhkan. Karena humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi. Secara positif arti penting humas sebagai sumber informasi terpercaya kian terasa pada era globalisasi dan banjir informasi seperti saat ini.

Humas juga yang biasa disebut public relation merupakan salah satu bidang yang menarik untuk dibicarakan dalam diskusi. Ditinjau dari sejarahnya ilmu dan praktek public relation berkembang paling pesat di negeri-negeri yang menganut sistem demokrasi. Hal ini tidaklah mengherankan bila diingat bahwa public relation adalah bidang aktivitas yang menciptakan saling pengertian antara satu organisasi dengan publiknya. Dalam sistem seperti ini organisasi atau perusahaan menyadari bahwa tanpa dukungan public maka kecil kemungkinan ia dapat tumbuh optimal bahkan diambang kehancuran.


Adapun pengertiannya menurut J.C. Hooftman mengemukakan bahwa makna kegiatan humas yaitu untuk mngembangkan opini public yang positif terhadap suatu lembaga atau badan. Public harus diberi penerangan-penerangan lengkap dan obyektif mengenai kegiatan-kegiatan yang menyangkut kepentingan mereka hingga dalam diri mereka timbul pengertian yang jelas. Selain itu, pendapat-pendapat dan saran-saran public mengenai kebijaksanaan badan tersebut harus diperhatikan dan dihargai. Public relation membantu dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini public. Public relation (PR) atau humas secara efektif membantu management memantau berbagai perubahan.

Public Relation
Menurut definisi kamus terbitan institute of public relation (IPR), humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Jadi, humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sebagai rangkaian kampanye atau program terpadu. Semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur.

Disetiap tempat, dunia publik relations mempunyai peranan ganda. Disatu pihak berupaya menjaga citra, baik terhadap lembaga atau organisasi yang diwakilinya Dan dipihak lain, publik relation harus berhadapan dengan berbagai situasi yang kurang menguntungkan seperti opini publik yang negatif , controversial bertentangan, hingga menghadapi yang paling genting (crusial point) dan krisis kepercayaan citra untuk mengatasi permasalahan tersebut. Public Relations / Humas akan menjalankan fungsinya yaitu kepentingan menjaga nama baik dan citra organisasi / perusahaan, dan agar perusahaan / organisasi selalu dalam posisi menguntungkan. Salah satu metode yang dipergunakan adalah melalui cara-cara edukatif dan informatif serta persuasif. Yang mengandung arti suatu ajakan atau imbauan, bukan merupakan paksaan.


Selama ini public relations dikenal sebagai bagian yang berpraktek atau berperan hanya pada saat-saat tertentu. Ketika ada permasalahan dengan masyarakat, barulah humas turun tangan untuk menyelesaikan permasalahanan antara kedua belah pihak. Akan tetapi, pada saat sekarang ini humas tidak lagi berperan sebagai penabuh gong yang hanya berperan pada saat tertentu jika diperlukan.


Keberadaan Humas menjadi peranan penting karena setiap korporasi menginginkan citra (image) yang baik di masyarakat, bahkan organisasi apapun termasuk partai politik sekalipun membutuhkan citra yang baik dimasyarakat. Semua berupaya membangun citra positif tentang perusahaan atau organisasi bahkan berupa pencitraan suatu lembaga pendidikan non formal dalam bidang modeling & talent management kepada siswanya.


Sesungguhnya humas turut menentukan berhasil tidaknya, hidup matinya badan atau lembaga. Sebab tanpa bantuan dan dukungan masyarakat tidak mungkin suatu badan atau lembaga dapat berdiri dan berjalan baik mendapatkan “informasi“ , seperti saat ini karena pada dasarnya tujuan umum dari efektivitas program kerja public relation atau humas lapangan adalah dengan cara menciptakan hubungan harmonis antara organisasi atau perusahaan yang diwakilinya dengan publik atau stakeholder. Sasaran khalayak yang terkait hasil yang diharapkan saling goodwill (itikad baik), tolerance (toleransi), mutual simbyosis (saling kerja sama), mutual confidence (saling memercayai), mutual understanding (saling pengertian), mutual appreciation (saling menghargai), serta untuk memperoleh opini publik yang menguntungkan.


Hal ini tidaklah mengherankan bila diingat bahwa public relation adalah bidang aktivitas yang menciptakan saling pengertian antara satu organisasi dengan publiknya. Dalam sistem seperti ini organisasi atau perusahaan menyadari bahwa tanpa dukungan public maka kecil kemungkinan ia dapat tumbuh optimal bahkan diambang kehancuran.


Serta pada umumnya, praktisi humas harus mengetahui dan memahami pendapat publik terhadap organisasinya ( lembaga / perusahaan ). Menilai dampak pendapat publik itu terhadap lembaga. Menyesuaikan pendapat publik Serta pada umumnya, praktisi humas harus mengetahui dan memahami pendapat publik terhadap organisasinya ( lembaga / perusahaan ). Menilai dampak pendapat publik itu terhadap lembaga. Menyesuaikan pendapat publik.


Dalam bukunya " Komunikasi dalam praktek ", waluyo menyatakan bahwa hubungan masyarakat berintikan kegiatan pemberian informasi dan sejenisnya atau seperti yang diartikan dalam istilah komunikasi. Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses pemberian informasi dari satu pihak, biasanya lembaga, kepada pihak lain, yaitu lembaga, kelompok masyarakat tertentu, atau masyarakat umum.


Keberadaan humas pada sebuah organisasi atau lembaga sangat dibutuhkan untuk membangun image serta menimbulkan kepercayaan. Karena keberhasilan suatu organisasi, instansi atau perusahaan dewasa ini tercermin dari segala segi.


Salah satunya dengan menjalin hubungan yang harmonis dengan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan atau instansi yang dapat mempengaruhi kelangsungan instansi, tetapi juga sebagai tuntutan dunia usaha yang menyadari makin pentingnya humas yang bisa menjembatani antara kepentingan publik maupun masyarakat sekitar.


Tanpa humas yang efektif, organisasi atau pencitraan terhadap siswa tidak akan tercapai. Sehingga untuk membangun goodwill seperti yang dicita-citakan lembaga pendidikan non formal yaitu untuk membentuk pencitraan yang melalui pelatihan. Sebagai siswa yang mempunyai kepribadiaan yang baik itu tidak mudah. Karena hal itu diperlukan strategi tersendiri, sebab itulah dalam menghadapi berbagai pendidikan non formal harus bisa merumuskan strategi yang tepat dalam meningkatkan pelatihan yang mewujudkan (menciptakan) citra siswa.


Pelatihan merupakan bidang yang mengalami kemajuan pesat pada tahun-tahun terakhir ini, pelatihan diadakan atas dasar kebutuhan dan bukan sekedar gagasan sesaat mengajukan bentuk pelatihan tertentu. Pelatihan yang efektif bermula mengenali suatu kebutuhan, adanya kebutuhan akan pelatihan berarti perlunya adanya perubahan, dari keadaan atau prestasi di bawah standar.


Pelatihan juga bisa disebut dengan training bisa diartikan sebagai setiap aktivas formal dan informal yang memberikan kontribusi pada perbaikan dan peningkatan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang. Pelatihan sebenarnya melibatkan lebih dari sekedar pembelajaran. Pelatihan mencakup pembelajaran untuk melakukan sesuatu dan jika itu berhasil, maka hasilnya terlihat dalam melakukan sesuatu secara berbeda.


Dibeberapa sekolah model misalnya, juga melakukan berbagai  pelatihan bagi siswanya untuk pengembangan kepribadiaan siswa sebagai bekal agar mempunyai kualitas kepribadian diri, mempunyai hal yang positif seperti memudahkan beradaptasi (sosisalisasi), meningkatkan kemampuan berfikir, tingkatkan keterampilan, serta megarahkan bakat yang sesuai dalam diri.


Dalam hal ini merupakan langkah awal untuk menggali pontensi, percaya diri dan berprestasi dalam bakat seseorang ( pelajar ), itu pun harus didasari dengan sesuai bakat dan minat dalam dirinya. Menurut Robert Milgram, 2001 : Hasil penelitian-penelitian psikologi membuktikan bahwa anak-anak yang mendapatkan nilai tinggi di sekolah dasar sampai sekolah lanjutan belum tentu menjadi orang sukses. Pada dewasanya penyebabnya adalah bahwa keberkatan (dalam arti kecerdasan saja) bukan satu-satunya faktor untuk keberhasilan pada masa dewasa. Faktor-faktor lain seperti (seni, olahraga dan sosial) harus mendapat perhatian dan pengembangan yang sama dari para pendidik.


Proses pembentukan kepribadiaan yaitu melalui peningkatan pertimbangan moral yang dilakukan dengan cara penerapan diskusi dilema moral, melatih kepekaan terhadap diri seperti mempercayai bakat yang ada dalam dirinya dengan kesadaran dirinya , serta pembentukan kepribadian dilakukan melalui peningkatan pertimbangaan moral karena dapat membantu seseorang dalam menetapkan respons yang bermoral ketika mereka menghadapi tantangan yang dihadapi dengan cara berpikir moral yang dilandasi oleh pertimbamgan moral yang benar dan berkualitas baik.


Psikologi Komunikasi
Share this article to your friends :
DMCA.com Protection Status

0 comments: