Advertisement
Atribusi
Atribusi adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilakunya yang tampak. Atribusi bisa juga ditujukan pada diri sendiri (self-attribution), tetapi disini kita hanya membicarakan atribusi pada orang lain. Atribusi merupakan masalah yang cukup populer pada dasawarsa terakhir di kalangan psicologi sosial, dan agak menggeser fokus pembentukan dan perubahan sikap. Secara garis besar ada dua macam atribusi yaitu atribusi kausalitas dan atribusi kejujuran.
Bila kita mellihat perilaku orang lain, kita mencoba memahami apa yang menyebabkan ia berperilaku itu. Fritz Heider (1958) adalah yang pertama menelaah atribusi kausalitas. Menurut Heider, bila kita mengamati perilaku sosial, pertama-tama kita menentukan dahulu apa yang menyebabkannya (faktor situasional atau personal). Dalam teori atribusi lazim disebut kausalitas eksternal dan kausalitas internal. Apakah mahasiswa yang drop-out itu gagal karena kemalasan dan kurang motivasi atau karena sistem pendidikan yang salah dan dosen yang tidak bermutu ? Apakah orang itu miskin karena malas, bodoh, dan kurang inisiatif atau karena struktur ekonomi yang menindas ? Apakah penduduk sekitar Gunung Galunggung mendapat bencana karena dosa-dosa yang mereka lakukan atau karena kehendak Allah ? Pada pertanyaan-pertanyaan ini, kita mempersoalkan kasalitas internal dan eksternal.
Bagaimana kita mengetahui bahwa perilaku orang lain disebabkan faktor internal, dan bukan faktor eksternal ? Menurut Jones dan Nisbett, kita dapat memahami motif persona stimuli dengan memperhatikan dua hal. Pertama, kita memfokuskan perhatian pada perilaku yang hanya memungkinkan satu atau sedikit penyebab. kedua, kita memusatkan perhatian pada perilaku yang menyimpang dari pola perilaku yang biasa.
Dalam suatu ruangan kelas, kita dapat menduga berbagai perilaku mahasiswa. Mahasiswa menghadap ke depan dan menulis catatan kuliah, mahasiswa yang duduk di depan tetapi mengobrol dengan rekan yang duduk di sebelah, mahasiswa yang menghadap ke depan sambil membaca koran, mahasiswa menghadap ke depan sambil tidur, mahasiswa membelakang. Semua perilaku itu mempunyai kemungkinan terjadi yang berbeda-beda. menghadap ke depan dan menulis catatan kuliah yang paling mungkin terjadi. Ini juga paling sulit untuk dijelaskan, karena berbagai penyebab dapat diduga. Mungkin ia ingin belajar, ingin lulus ujian, takut beasiswa dicabut, malu pada dosen, atau sekedar tunduk pada norma-norma sosial.Dua yang pertama adalah penyebab internal, tiga terakhir penyebab eksternal. Dengan begitu, perilaku ini sukar diketahui motif yang sebenarnya.
Ambillah mahasiswa yang membelakang. Ini menyimpang dari pola perilaku yang biasa.kita akan segera menyimpulkan perilaku itu terjadi karena motif perorangan. Mahasiswa itu benci pada dosen, ingin menunjukkan keberaniannya, atau ingin menghindari tatapan dosen. Apapun sebabnya, yang jelas ini menunjukkan kausalitas internal. Dapat disimpulkan bahwa kita dapat menentukan dengan melihat konteksnya.
Share this article to your friends :
0 comments:
Post a Comment