Tuesday, December 10, 2013

Konsep Diri

Advertisement
Ternyata kita tidak hanya menanggapi orang lain. Kita juga mempersepsi diri kita. Diri kita bukan lagi persona penanggap, tetapi persona stimuli sekaligus.

Bagaimana bisa terjadi, kita menjadi subyek dan obyek persepsi sekaligus ? Menurut Charles Horton Cooley, kita melakukannya dengan membayangkan diri kita sebagai orang lain (dalam benak kita). Cooley menyebut gejala ini looking glass self (diri cermin), seakan-akan kita menaruh cermin di depan kita. Pertama, kita membayangkan bagaimana kita tampak pada orang lain. Kita melihat sekilas diri kita sendiri dalam cermin. Misalnya, kita merasa wajah kita jelek. Kedua, kita membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita. Kita pikir mereka menganggap kita tidak menarik. Ketiga, kita mengalami perasaan bangga atau kecewa.

Dalam mengamati diri kita, sampailah kita pada gambaran dan penilaian diri kita. Ini disebut konsep diri. Walaupun konsep diri merupakan tema utama Psikologi Humanistik, pembicaraan tentang konsep diri dapat dilacak sampai William James. James membedakan antara "The I" (diri yang sadar dan aktif ) dan "The Me" (diri yang menjadi obyek renungan kita). Pada psikologi sosial yakni psikologi sosial yang berorientasi pada psikologi, konsep diri dikembangkan oleh Charles Horton Cooley (1864-1929), George Herbert Mead (1863-1931). Dan memuncak pada aliran Interaksi Simbolis yang tokoh terkemukanya adalah Herbert Blumer.

Di kalangan Psikologi Sosial yakni psikologi sosial yang berorientasi pada psikologi, konsep diri tenggelam ketika Behaviorisme berkuasa. Pada tahun 1943, Gordon E. Allport menghidupkan kembali kosep diri. Pada teori motivasi Abraham Maslow (1967, 1970) dan Carl Rogers (1970) konsep diri muncul sebagai tema utama Psikologi Humanistik.
Konsep Diri
Lalu, apa yang disebut konsep diri ? William D. Brooks mendevinisikan konsep diri sebagai "Those physical, social, and physichological perceptions of ourselves that we have drived from experiences and our interaction with others". Jadi, konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial, dan fisis. Bayangkan anda mengajukan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini pada diri sendiri. Bagaimana watak saya sebenarnya ?, Apa yang membuat saya bahagia atau sedih ?, Apa yang sangat mencemaskan saya ?, Bagaimana orang lain memandang saya ?, Apaka mereka menghargai atau merendahkan saya ?, Apakah mereka membenci atau menyukai saya ?, Bagaimana pandangan saya tentang penampilan saya ?, Apakah saya orang yang gagah atau jelek ?, Apakah tubuh saya kuat atau lemah ?

Jawaban pada tiga pertanyaan yang pertama menunjukkan persepsi psikologis tentang diri anda. Jawaban pada tiga pertanyaan kedua yakni persepsi sosial tentang diri anda. Dan jawaban pada tiga pertanyaan terakhir yakni persepsi fisis tentang diri anda. Konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian anda tentang diri anda. Jadi konsep diri meliputi apa yang anda pikirkan dan apa yang anda rasakan tentang diri anda. Komponen konsep diri terdiri dari komponen kognitif dan kompone efektif. Boleh jadi komponen kognitif anda berupa "Saya ini orang bodoh" dan komponen efektif anda berkata "Saya senang diri saya bodoh, ini lebih baik bagi saya". Boleh jadi komponen kognitifnya seperti tadi, tapi komponen efektifnya berbunyi "Saya malu sekali karena saya menjadi orang bodoh". Dalam psikologi sosial komponen kognitif disebut ctra-diri (Self Image), dan komponen efektif disebut harga-diri (Self Esteem). Keduanya berpengaruh besar pada komunikasi interpersonal.

Psikologi Komunikasi
Share this article to your friends :
DMCA.com Protection Status

0 comments: