Tuesday, December 17, 2013

Pengaruh Persepsi Interpersonal pada Komunikasi Interpersonal

Advertisement
Perilaku kita dalam komunikasi interpersonal amat bergantung pada persepsi interpersonal. Bila anda diberitahu bahwa dosen anda yang baru itu galak dan tidak senang dikritik, anda akan berhati-hati dalam mengajukan pertanyaan. Bila anda menganggap tetangga anda sombong dan feodal, anda akan menghindari bercakap-cakap dengan dia. Lalu, bila anda mempersepsi kawan anda sebagai orang cerdas, bijak, dan senang membantu, anda akan banyak meminta nasehat kepadanya.


Kelley ( tokoh atribusi ), pernah melakukan eksperimen pada mahasiswa ekonomi di Massachusets Institite of Technology. Mereka diberi tahu bahwa dosennya berasal dari luar kota, dan untuk kepentingan fakultas mereka diminta menilai dosen itu. Kepada satu kelompok disampaikan biografi ringkas tentang dosen itu seperti ini : “ Orang yang mengenalnya menilainya sebagai orang yang hangat, rajin, kritis, praktis, dan teguh pendiriannya.” Kepada kelompok lain, biografi itu menyatakan : “ Orang yang mengenalnya menganggapnya sebagai orang yang agak dingin, rajin, kritis, praktis, dan teguh pendiriannya.” Selain menduga dosen yang dilukiskan hangat menyampaikan kuliah dengan baik, bersifat ramah dan menyenangkan, pada kelompok pertama, 56 mahasiswa terlibat dalam diskusi. Pada kelompok kedua, yang diberi tahu bahwa dosen itu agak dingin, hanya 32 persen mahasiswa yang terlibat dalam diskusi.

Pada kenyataannya, seperti telah diuraikan di muka, persepsi orang sering kali tidak cermat. Bila kedua belah pihak menanggapi yang lain secara tidak cermat, terjadilah kegagalan komunikasi ( communication breakdowns ). Anda menduga isteri anda tidak setia, dan isteri anda menduga anda sudah bosan kepadanya. Komunikasi di antara anda berdua akan mengalami kegagalan, karena anda berdua menafsirkan pernyataan orang lain dengan kerangka tadi. Katakanlah, anda pulang terlambat dari kantor. Isteri anda kelihatan menyambut anda dengan gembira. Ia mengungkapkan betapa senangnya anda pulang setelah cemas menunggu. Karena persepsi di atas, anda menganggap ucapan isteri anda hanya kamuflase dari ketidaksetiannya. Dengan suara keras, anda menanggapi isteri anda, “ Ah bilang saja, kamu tidak senang aku pulang cepat. “ Isteri anda pasti terkejut dan menduga anda mencari gara-gara untuk menceraikannya. Anda dapat membayangkan apa yang terjadi selanjutnya.
Pengaruh Persepsi Interpersonal pada Komunikasi Interpersonal
Kegagalan komunikasi ini dapat diperbaiki bila orang menyadari bahwa persepsinya mungkin salah. Komunikasi interpersonal kita akan menjadi lebih baik bila kita mengetahui bahwa persepsi kita bersifat subjektif dan cenderung keliru. Seorang psikiater pernah mewawancarai pasiennya seperti ini :

Pasien : Suami saya baik sekali. Bila kami bertengkar dan ia salah, ia cepat-cepat mengakui kesalahannya dan meminta maaf.
Psikiater : Bagaimana kalau nyonya yang salah ?
Pasien : Saya salah ? Itu tidak mungkin terjadi, Dokter.
Pasien ini memang sakit jiwa. Tetapi, betapa sering kita pun menirunya. Kita jarang meneliti kembali persepsi kita. Akibat lain dari persepsi kita yang tidak cermat ialah mendistorsi pesan yang tidak sesuai dengan persepsi kita. Persepsi kita tentang orang laincenderung stabil, sedangkan persona stimuli adalah manusia yang selalu berubah. Adanya kesenjangan antara persepsi dengan realitas sebenarnya mengakibatkan bukan saja perhatian selektif, tetapi juga penafsiran pesan yang keliru.

Persepsi interpersonal juga akan mempengaruhi komunikate. Bila anda menduga Susan orang yang lincah, hangat, dan bersahabat, Susan akan berperilaku seperti itu terhadap anda. Komunikasinya dengan anda menjadi lebih bebas, lebih berani, dan lebih terbuka. Bila orang berperilaku sesuai dengan persepsi orang lain terhadap dirinya, terjadilah apa yang disebut self-fulfilling prophecy ( nubuat yang dipenuhi sendiri ). 

Psikologi Komunikasi
Share this article to your friends :
DMCA.com Protection Status

0 comments: