Monday, December 16, 2013

Proses Pengelolaan Kesan ( Impression Management )

Advertisement
Kecermatan persepsi interpersonal dimudahkan oleh petunjuk-petunjuk verbal dan nonverbal, dan dipersulit oleh faktor-faktor personal pada penanggap. Kesulitan persepsi juga timbul karena persona stimuli berusaha menampilkan petunjuk-petunjuk tertentu untuk menimbulkan kesan tertentu pada diri penanggap. Erving Golfman menyebut proses ini.
pengelolaan kesan ( impression management ). 

Kita mengetahui orang lain menilai kita berdasarkan petunjuk-petunjuk yang kita berikan, dan dari penilaian itu mereka memperlakukan kita. Bila mereka menilai kita berstatus rendah, kita tidak dapat mendapatkan pelayanan istimewa. Bila kita dianggap bodoh, mereka akan mengatur kita. Untuk itu, kita secara sengaja menampilkan diri kita ( self-presentation ) seperti yang kita kehendaki.

Peralatan lengkap yang kita gunakan untuk menampilkan diri ini disebut front. Front terdiri dari panggung ( setting ), penampilan ( appearance ), dan gaya bertingkah-laku ( menner ). Panggung adalah rangkaian peralatan ruang dan benda yang kita gunakan. Ruang tamu berikut perabotan, hiasan dinding, lampu, karpet, dan lemari, kita atur untuk memberikan kesan bahwa kita bukan petit bourgeouis, tetapi betul-betul mewakili kelompok elit. Lihat piano besar dan lemari buku dengan satu set Encyclopedia Britannica. Di situ, kita tempelkan juga gambar kita sedang bersalaman dengan kepala negara.
Proses Pengelolaan Kesan ( Impression Management )
Penampilan berarti menggunakan petunjuk artifaktual. Kita memasang dasi, memakai kemeja Pierre de Cardin, menenteng tas President, dan menyemprotkan minyak wangi dari Guy de La Roche. Mudah mudahan dengan itu ca;on mertua kita menilai kita sebagai manusia yang sudah mapan ( atau “ binnen” lah ). Atau anda memakai T-shirt bertuliskan “ Kiss me tenderly “, celana jeans yang ketat dengan sisir nongol dari saku, rambut yang diset seperti Lady Di, dan sepatu tinggi dari Itali. Anda ingin memberikan kesan bahwa anda gadis masa kini yang tidak perlu diragukan.

Gaya bertingkah laku menunjukkan cara kita berjalan, duduk, berbicara, memandang, dan sebagainya. Pejabat baru yang ingin menumbuhkan kharisma berusaha mengurangi humornya, berbicara teratur dengan tempo yang agak lambat, berjalan tegap, dan memandang orang dengan tajam. Seorang ibu, isteri orang kaya baru, yang mencampur bahasa Indonesianya dengan beberapa kata bahasa Belanda ( yang diperolehnya pada kursus kilat ), mengisap rokok dengan isapan panjang, dan menyimpan paha kirinya di atas paha kanan, seraya menggerak-gerakkan telapak kakinya, sedang menggunakan manner untuk memberi kesan tertentu. ( kita tidak tahu kesan apa ).

Psikologi Komunikasi
Share this article to your friends :
DMCA.com Protection Status

0 comments: